Tuesday, May 31, 2011

I'm in the top 50 blogs about depression

I discovered via my site tracker that I've been named in the top 50 blogs about depression by Masters in Psychology. I'm quite honored by this. It includes blogs written by professionals and patients.

I'm listed clear down as #33. I'm so depressed that I didn't make it in the top 10. No, I'm just kidding. That was my sad attempt at a joke. I'm really happy about it.

It lists me under the "

"Betapa Dekat Indonesia"

Tak perlu jauh-jauh untuk menikmati Indonesia. Sejak kecil saya menikmatinya, bahkan dari rumah. 
Ibu dan ayah saya berasal dari dua suku berbeda. Ayah, sukunya Bugis (Sulawesi Selatan). Ibu, sukunya Gorontalo. Menarik menikmati perbedaan bahasa daerah ayah dan ibu. Menarik memperhatikan bagaimana perbedaan suku menyerasikan mereka, juga memperhatikan ada konflik yang tak bisa dihindari karenanya. Konon, asal orang Gorontalo adalah dari tanah Bugis, sehingga ada pula kosa kata dari keduanya yang sama. Misalnya, kata ‘Tau’, dalam bahasa Bugis dan bahasa Gorontalo, sama-sama berarti ‘Orang’ dalam bahasa Indonesia.

Meski berada dalam satu pulau, kedua suku ini memiliki bahasa daerah yang jauh berbeda. Menarik mendengar kedua bahasa ini. Bahasa Gorontalo yang kaya dengan vokal ‘O’ dan memiliki alun sendiri. Dan bahasa Bugis (dialek Soppeng – Soppeng adalah salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan) yang halus mengalun unik. Jangan mengira semua suku Bugis memiliki bahasa dan dialek yang persis sama kawan! Tidak demikian. Bahasa Bugis dialek Soppeng, mirip dialek Bone tetapi tidak persis sama. Bahasa Bugis dialek Soppeng, berbeda dengan dialek Sidrap. Selain itu ada pula perbedaan-perbedaan kecil dalam kosa katanya dan cara pelafalannya.

Jangan mengira semua daerah di Sulawesi Selatan berbahasa Bugis. Ada pula bahasa Makassar dan Toraja. Selain itu ada juga sub bahasa daerah. Misalnya saja, ibu mertua saya, beliau berasal dari Pinrang, masih daerah Bugis. Tetapi di kampung beliau yang bernama Malimpung, ada sub bahasa daerah, yaitu bahasa Malimpung yang berbeda sekali dengan bahasa Bugis. Hanya orang-orang di dalam area itu yang menggunakan bahasa itu dan masih bisa diusut pertalian darah antara mereka. Warga di kampung ibu mertua saya menggunakan 2 bahasa daerah: bahasa Bugis dan bahasa Malimpung. Mereka berbahasa Bugis dengan sesama orang Bugis di luar kampung, dan mereka berbahasa Malimpung jika berada di dalam kampung.
Begitu pun di Gorontalo. Kampung kakek saya di daerah Suwawa. Di sini, masyarakatnya memiliki sub bahasa daerah sendiri pula, bahasa Suwawa yang berbeda jauh dengan bahasa Gorontalo. Jika berkomunikasi dengan orang Gorontalo yang bukan orang Suwawa, mereka berbahasa Gorontalo. Tetapi jika berkomunikasi dengan orang-orang di dalam kampung, mereka menggunakan bahasa Suwawa.
Itu baru bahasa, kawan. Sudah takjub saya dengan kekayaan Indonesia. Belum adat dan budayanya, mulai dari upacara pernikahan, kehamilan, kelahiran, hingga penyelenggaraan jenazah. Belum pula kulinernya. Aneka masakan ayamnya, masakan nasinya, masakan ikannya, sambalnya, kue-kuenya. Hmmm ... sedap. Begitu pula alamnya, sawah yang membentang, gunung yang menjulang, pantai dan sungai yang beriak, air terjun juga pemandian air panas. Yang tertata maupun yang ‘belum disadari’ oleh pemerintah potensi wisatanya. Dan tahukah kawan bahwa seperti seorang manusia, setiap suku punya karakter sendiri? Tahukah kawan bahwa lidah setiap suku memiliki kecanggungan dalam berbahasa Indonesia yang bisa terdengar aneh di telinga ahli bahasa Indonesia yang baik dan benar? Ini dikarenakan pelafalan bahasa daerahnya yang berbeda-beda tiap suku. Ah, walau aneh tetapi itulah khas dan kayanya Indonesia, tak patutlah dinilai negatif.
Amboi ... betapa dekatnya Indonesia. Betapa kayanya ia.

Psychotherapy Linked to Healthier Stress Hormone Levels

By HealthDay

As a component of depression treatment, psychotherapy not only reduces anxiety, but also improves patients' stress hormone levels, new research shows.

The study, published in the current issue of Psychotherapy and Psychosomatics, found that when pharmacotherapy is combined with psychotherapy in treating depressed patients, there is an improvement in their levels of the stress

KUSF In Exile 05.31.11 7-9 PM In The Soul Kitchen DJ Harry Duncan



1st Hour

















iPad and iPhone Player





2nd Hour

















iPhone and iPhone Player

Si Kecil-Kecil Cabe Rawit yang Sanggup ‘Membunuh’

Ayah saya bukan perokok. Dulu, sesekali ia merokok saat lebaran, menemani tamu-tamu yang merokok. Namun semakin bertambahnya usia beliau, beliau tidak lagi merokok, hingga sekarang. Orang-orang dekat dalam keluarga saya pun bukan perokok. Adik laki-laki saya, suami saya, dan suami dari adik saya tidak merokok sama sekali.
            Tetapi, di luar rumah tentu saja banyak asap rokok bertebaran di mana-mana. Banyak di antara para perokok ini tidak peduli dengan sekelilingnya, asyik saja menghembuskan (racun) asapnya ke mana-mana. Ada bahkan yang sangat tega. Misalnya saja, saya pernah beberapa kali bertemu orang di angkot yang sedang merokok, saya kibas-kibaskan tangan, mengisyaratkan betapa terganggunya saya, tetapi tidak dipedulikan oleh mereka. Mereka malah semakin kencang, sengaja meniup-niupkan asap rokoknya ke arah saya. Itu baru racun kimiawi, ada juga orang yang menyebarkan ‘racun sihir’ melalui hembusan asap rokok. Iiihh .. na’udzu billah.
            Karena bukan penyuka rokok, saya tidak habis pikir apa sih yang menyebabkan orang-orang mencandu rokok? Setelah cari-cari, di http://bahayamerokok.net/, alasannya adalah: karena ingin mendapat efek segar, atau karena kebiasaan, misalnya senang, marah, gelisah yang memicu keinginan merokok, atau karena tubuh meminta dosis nikotin yang minimal sama dengan hari sebelumnya. Setelah mengetahui alasan-alasann tersebut, apakah ini lantas menjadi masuk akal bagi saya? Hm .. tidak juga.
Karena, masih menurut website yang sama, efek merugikan dari rokok ini memang tidak secara langsung dirasakan, pelan tapi pasti bahaya mengancam tubuh perokok jika kebiasaan buruknya tidak segera dihentikan. Menurut penelitian, seseorang yang menghisap rokok setiap hari dapat meningkatkan resiko terkena kanker laring, paru-paru, kerongkongan, rongga mulut, gangguan pembuluh darah, gangguan kehamilan dan sakit jantung. Menurut riset seseorang yang secara rutin merokok 3 hingga 4 batang sehari, delapan kali lebih beresiko terkena kanker mulut jika dibandingkan orang yang tidak merokok. Bahkan hasil terbaru menunjukkan bahwa dalam perkembangannya merokok akan mengakibatkan kanker pankreas.
Dan  bagi perokok pasif, saat asap rokok terlepas, secara langsung ia akan menghirup udara yang bercampur asap. Ini bisa mengakibatkan sesak nafas, iritasi hingga sakit jantung dan paru-paru. Asap rokok yang terlepas mengandung nikotin, karbon monoksida, hidrogen sianida dan amonia. Semua zat-zat tersebut adalah racun mematikan yang lambat laun bisa menggerogoti kesehatan tubuh perokok pasif. Bahkan efeknya bisa lebih parah jika dibandingkan dengan perokok aktif.
Nikotin Ini adalah komponen adiktif tembakau yang diserap ke dalam darah dan mempengaruhi otak dalam waktu 10 detik. Hal ini menyebabkan perokok untuk merasa rileks karena neurotransmitter. Ini juga menyebabkan gelombang denyut jantung, tekanan darah, dan adrenalin (yang juga merasa baik). Akibatnya, sifat ketergantungan nikotin pada otak dan tubuh untuk sementara hilang. Perokok merasa lebih buruk jika mereka tidak merokok. Ini yang memperkuat keinginan untuk merokok lagi. Asap rokok sendiri mengandung tar yang terdiri dari lebih dari 4000 bahan kimia termasuk sekitar 60 bahan kimia karsinogenik yang berbahaya. Hampir semua jenis zat tersebut mematikan. Bahan-bahan kimia lain yang terkandung dalam rokok adalah:
1.       Sianida adalah senyawa kimia yang mengandung kelompok cyano.
2.       Benzene juga dikenal sebagai bensol merupakan senyawa kimia organik yang mudah terbakar dan cairan tidak berwarna.
3.       Cadmium sebuah logam yang sangat beracun dan radioaktif yang ditemukan baterai.
4.       Metanol (alkohol kayu) adalah alkohol yang paling sederhana yang juga dikenal sebagai metil alkohol.
5.       Asetilena (bahan bakar yang digunakan dalam obor las) merupakan senyawa kimia tak jenuh yang juga merupakan hidrokarbon alkuna yang paling sederhana.
6.       Amonia ditemukan di mana-mana di lingkungan tetapi sangat beracun dalam kombinasi dengan unsur-unsur tertentu.
7.       Formaldehida cairan yang sangat beracun yang digunakan untuk mengawetkan mayat.
8.       Hidrogen sianida adalah racun yang digunakan sebagai fumigan untuk membunuh semut. Zat ini juga digunakan sebagai zat pembuat plastik dan pestisida.
9.       Arsenik adalah bahan yang terdapat dalam racun tikus.
Sedangkan asap yang dihasilkan rokok mengandung tar. Tar itu sendiri mengandung banyak bahan beracun ke dalam tubuh yang pada akhirnya menyebabkan kanker paru-paru dan penyakit pernafasan kronis.
Yang Muda yang Merokok
Semakin hari semakin banyak saja orang-orang muda yang merokok. Studi menunjukkan bahwa siswa lebih mungkin untuk merokok daripada orang dewasa. Apalagi berdasarkan hasil riset terbaru mengatakan bahwa remaja merokok setiap tahun semakin meningkat. Pada umumnya mereka mengaku sudah mulai merokok antara usia 9 hingga 12 tahun
Saat ini terdapat 1.100 juta penghisap rokok di dunia yang 45% masih pelajar. Tahun 2025 diperkirakan akan bertambah hingga mencapai 1.640 juta remaja. Setiap tahunnya, diperkirakan 4 juta orang meninggal dunia karena kasus yang berhubungan dengan tembakau. Berdasarkan laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1999, sekitar 250 juta anak-anak di dunia akan meninggal karena tembakau apabila konsumsi tembakau tidak dihentikan secepatnya.
Menurut survei di beberapa SMP di Jakarta, setiap siswa di sekolahnya mulai mengenal bahkan mencoba merokok dengan presentase 40% sebagai perokok aktif yang terdiri atas 35% putra dan 5% putri. Dan berdasarkan pemantauan lanjutan dari para pelajar yang merokok itu sebanyak 25% Drop Out. Kebiasaan merokok bagi para pelajar bermula karena kurangnya informasi dan kesalahpahaman informasi, termakan iklan atau terbujuk rayuan teman. Diperoleh dari hasil angket Yayasan Jantung Indonesia sebanyak 77% siswa merokok karena ditawari teman (sumber data: http://bahayamerokok.net/).
Sponsor Rokok yang Meracuni
Beberapa malam yang lalu, saya melewati jalan Pengayoman. Ada keramaian di beranda hingga bahu jalan salah satu distro di situ, banyak sepeda motor terparkir beserta puluhan remaja putra/putri. Rupanya ada acara pentas band lokal. Namun saat melihat media yang menuliskan nama sponsor, hati saya miris. Ternyata sponsornya adalah salah satu produk rokok. Saat ini, sangat banyak aktivitas remaja/pemuda yang disponsori oleh rokok. Bukan hanya event musik, tetapi juga kegiatan olahraga!
Ketua Umum Komnas Anak Seto Mulyadi mengungkapkan (seperti yang dilansir http://wandykumis.wordpress.com/), agresifnya iklan, promosi dan kegiatan sponsor oleh industri rokok telah berkontribusi meningkatkan konsumsi tembakau oleh anak dan remaja di Indonesia. Seluruh bentuk pemasaran, mulai dari iklan-iklan yang provokatif dan sponsor event-event yang digemari remaja ditujukan untuk menjerat remaja menjadi perokok pemula. “Dari pemantauan yang kami lakukan dalam kurun waktu Januari-Oktober 2007 terdapat 1350 kali kegiatan yang diselenggarakan/disponsori industri rokok atau sekitar 135 kegiatan tiap bulannya,” kata Seto, Senin (28/1/10) dalam acara “Worskhop Perlindungan Anak dari Dampak Iklan, Promosi, dan Sponsor Rokok” di Jakarta. Workshop bertujuan meningkatkan kesadaran pembuat kebijakan dan masyarakat sipil untuk melindungi anak-anak dan remaja dari dampak iklan, promosi dan sponsor rokok.
Begitu ‘memilukan’. Sebenarnya, menurut saya, tidak usah terlalu jauh. Pakai logika sederhana saja. Bagaimana bisa sebuah benda yang tidak memiliki nilai positif sama sekali dan sudah difatwakan haram (berdasarkan dalil “Tidak (boleh melakukan/menggunakan sesuatu yang) berbahaya atau membahayakan”  (Riwayat Ahmad dalam Musnadnya, Malik dan Atturmuzi) Demikianlah rokok diharamkan karena termasuk sesuatu yang buruk (khabaits), sedangkan Allah ta’ala (ketika menerangkan sifat nabi-Nya Shalallahu ‘alaihi wassalam) berfirman: “…dia menghalalkan bagi mereka yang baik dan mengharamkan yang buruk“ - Al A’raf : 157, sumber: http://ghuroba.blogsome.com/), - bagaimana mungkin benda ini disandingkan dengan berbagai kegiatan positif untuk generasi muda suatu bangsa? Generasi muda yang padanya kita titipkan bermilyar asa agar mereka mampu mengelola negeri ini dengan sangat bijak, cerdas, dan positif kelak di masa yang akan datang. Generasi muda yang seharusnya energik, dinamis, cerdas, kreatif, dan tentu saja sehat? Bagaimana mungkin mereka bisa mengelola negeri ini dengan baik jika berbagai ancaman penyakit yang mengerikan ada di depan mata, dalam bentuk sponsor yang selalu ‘melambai-lambai’ minta dicicipi? Sungguh tidak masuk akal.
Para pembaca yang budiman, apa mau kita kelak menitipkan negeri ini kepada generasi sakit-sakitan yang harapan hidupnya pendek karena keberhasilan sponsor rokok dalam meningkatkan pengguna rokok? Sudahlah .. sudah cukup banyak kerusakan di negeri ini. Sekarang, jauhi saja benda kecil pembunuh itu. Jauhkan anak-anak kita darinya. Pemerintah .. oh .. pemerintah .. kapankah ada regulasimu yang mengatur tentang hal ini? Ini urgent lho ..... UU No 2/2007 tentang pengendalian udara, di mana ada beberapa kawasan yang dilarang merokok termasuk bus, dengan denda maksimal 50 juta rupiah atau kurungan selama 6 bulan (sumber: http://www.detiknews.com/), belumlah cukup untuk menghambat laju pertumbuhan perokok belia!
Makassar 1 Juni 2011

Dagens favo

Svettigt värre idag...

Roy Ayers- Everybody Loves The Sunshine

EPA cartoon

Monday, May 30, 2011

bad memories

The Memory Meme

1. Are you someone who keeps memory boxes and makes scrapbooks?
I'm the type of person who keeps piles and piles of shit that is never organized. If I was even remotely organized, I would have some sort of memory boxes or scrapbooks

2. What is your most disturbing memory?
Getting raped... or my ex-husband slitting my wrist. It's sort of a toss-up

3. What is the one thing you

Kacamata Bingkai Merah Muda

Mama baru membelikan Athifah kacamata anak-anak warna merah muda karena sekarang ia senang duduk di depan saat berkendara sepeda motor dengan papa. Athifah sangat senang, sambil mengembangkan senyum manis  ia mengungkapkannya dengan kata-kata, “Saya senang Mama, dibelikan kacamata” atau “Saya sedih kalau tidak dibelikan kacamata”. Maka kacamata itu dipakainya ke mana-mana dan digenggamnya di tempat tidur karena takut direbut oleh kakak Affiq jika ia tertidur.
Esoknya kacamata itu hilang. Sudah dicari di sekitar tempat tidur tapi tidak ketemu. Entah di mana beradanya. Athifah kelihatannya sudah kangen sama kacamatanya. Saat harus memakai celana setelah dibersihkan usai ‘menunaikan hajatnya’ ia berkata, “Mama, Saya tidak bisa pakai celana tanpa kacamata”. Waduh, memangnya celanamu sekecil huruf-huruf di layar komputer, Nak? J. Ato’ (dari kata ‘lato’, bahasa Bugis yang berarti ‘kakek’) nyeletuk, “Makanya, jangan suka nonton TV terlalu dekat”. Waduh, malah makin tidak nyambung ...
Affiq, kemarinnya tega sekali memakai kacamata merah muda itu. Membuat Athifah menjerit-jerit tak rela, ia lalu-lalang di dalam rumah dengan kacamata bertengger di hidungnya. Kasihan sekali ia kelihatannya. Mana cocok anak lelaki hampir 10 tahun, berambut cepak lagi berkulit gelap mengenakan kacamata semanis itu? J
Affiq memang tega pada dirinya. Ia pernah sudi berbedak harum semerbak mewangi nan memutih di wajahnya. Sampai mama merasa berdosa karena merasa malu dan berharap mudah-mudahan tak ada tamu yang tiba-tiba bertandang ke rumah! J
Makassar, 31 Mei 2011

Evolution cartoon


I just realized that I posted this on the political blog.  I guess evolution, to my subconscious, is a political subject.

Dagens favo

Inget att tillägga. Klockren röst, klockren låt. Varsegoda!
Cunnie Williams- A World Celebration

Anaknya Mama Tinggal Dua?

         Usai 'menunaikan hajatnya' di WC, seperti biasa Athifah dibersihkan oleh mama. Athifah maunya berdiri di dekat kloset jongkok. Mama memintanya berdiri di depan bak mandi. Athifah bertanya, "Kenapa?". Mama menjelaskan alasannya, "Supaya tidak kecipratan air dari kloset ... kan bau"
         Rupanya Athifah punya jawaban lain, "Karena, kalau Saya jatuh di dalam kloset, anaknya Mama tinggal dua?". Mama tertawa, "Ya tidak begitu Nak. Kalau Athifah jatuh di situ 'kan badannya bisa sakit. Anak Mama tetap tiga ... "

Makassar, 30 Mei 2011

Memangnya sama dengan 'benda bau' itu Athifah? Kalau masuk lubang kloset langsung hilang? He he he

Sunday, May 29, 2011

Sudah Sekolah (Tapi Lagi Libur)

“Athifah, minum airnya!” seru , mama. “Mama yang minumkan”, pinta Athifah.
Mama  : “Lho, Athifah ‘kan sudah sekolah, masa masih minta diminumkan, minum sendiri dong
Athifah : “Saya lagi libur!”
Papa    : “Iya, Athifah sudah pintar, sudah sekolah, sudah bisa minum sendiri”
Athifah : “Saya lagi libur!”
Mama  : “Maksudnya, sekarang kan Athifah sudah sekolah, seharusnya sudah bisa minum sendiri”
Athifah : “Saya lagi libur!”
Makassar, 28 Mei 2011
Wah ..  kita membicarakan dua hal berbeda ya? J

Mengabsen Anak (???)



Dulu, jika ibu memanggil: “Uyi, Mirna, Niar”. Nah, itu berarti saya yang dipanggil. Jika perintahnya seperti ini: “Niar, Uyi, Mirna, ke sini!”. Itu berarti Mirna, adik yang usianya selang 1 tahun 3 bulan dari saya yang diinginkan oleh ibu untuk menghadap beliau. Jika urutannya, “Niar, Mirna, Uyi”, itu berarti adik saya yang bungsu yang dimaksud. Akhirnya sudah menjadi hal lumrah, jika ada tanda-tanda ibu akan menyuruh kami melakukan suatu pekerjaan, bukannya suka rela mendekat menawarkan bantuan, kami malah memasang kuping baik-baik, supaya bisa mendengarkan dengan baik nama siapa yang disebutkan terakhir. Jika bukan nama kami yang disebutkan terakhir, itu berarti aman ... (he he he).

Dulu hal itu terdengar aneh. Kenapa bisa ya, ibu ‘kan hanya perlu menyebut satu nama saja. Kenapa buang-buang energi mengabsen kami bertiga? Setelah menikah, saya pernah bercerita tentang hal ini dengan suami saya. Ternyata ia yang bersaudara tiga orang juga mengalami hal yang persis sama. Jika ibunya mengabsen .. eh .. memanggil nama mereka (Solihin, Suleha, atau Saleh), barang siapa yang namanya disebut terakhir maka dialah yang beruntung mendapatkan job description baru J.
Hal ini masih terasa aneh saat saya belum memiliki anak. Setelah Affiq lahir, mulai terjadi keanehan sehubungan dengan hal tersebut kepada saya. Affiq yang kala itu masih jadi anak tunggal, sering saya sapa dengan “Uyi”, nama adik laki-laki saya. Bukan hanya saya, suami saya juga mulai mengalami keanehan. Dia sering memanggil Affiq dengan “Saleh”, nama adik laki-lakinya! Aneh kan?
Begitu pun setelah Athifah, lalu Afyad lahir. Saya ketularan kebiasaan ibu saya mengabsen anak. Kadang-kadang, jika memanggil Athifah, saya menyebutkan, “Affiq, Afyad, Athifah”. Atau menyebutkan, “Athifah, Afyad, Affiq” saat memanggil Affiq. Aneh ya?
Sekarang, giliran Affiq yang terheran-heran, ia pernah protes karena saya melakukan hal itu.
Di masa yang akan datang, kira-kira hal ini akan terjadi pada anak-anak saya atau tidak ya?
Makassar, 25 Mei 2011

My, oh my, Post Secret...

This week's Post Secret post has some cards that I relate to more than ever before. I couldn't believe my eyes as I was going down the screen.

1) I'm a journalist. I think we all end up commenting on our own work online under a fake name because in the end we feel like failures if we don't get a response from something we've worked hard on


2) I'm enough of a Christian to know that Harold

More you can't be missed

Sunday Stealing: The "You Can't Be Missed" Meme, The Last Part

46. Would you ever try to quit one of your addictions, or better said: Bad Habits?
I used to be a major drinker, and I've stopped that. I was pretty much addicted to sex, and I stopped having sex two years ago. I can't beat my Mountain Dew addiction or stop biting my fingernails

47. Could you ever kill yourself to save someone

Dagens favo

Hjälpte Lasse-Målare med flytten idag...
Brass Construction- Movin

Tyran Richard Hot Pink Lips Bikini Bedroom hair and body essentials

Tyran Richard
Of all the Playboy models that we’ve already featured here, Tyran Richard belongs to the list of those with a classy and sophisticated beauty. And I have to admit that I can’t help imagining how sexy and elegant this hottie is while wearing a fitted dress or just a skimpy lingerie. You will definitely love every angle of her, as if she was born to stir our minds and make us wild.

Tyran Richard
Tyran Richard
Tyran Richard
Tyran Richard
Tyran Richard
Tyran Richard
Tyran Richard
Tyran Richard
Tyran Richard
Tyran Richard

Diana Morales High Heels bikini Diana, Diana Morales, Frederick’s of Hollywood, Hot, Lingerie, Model, Morales, Sexy, Spanish

Diana Morales
Diana Morales
Diana Morales
Diana Morales
Diana Morales
Diana Morales
Diana Morales
Diana Morales
Diana Morales
Diana Morales
Diana Morales
Diana Morales
Diana Morales
Diana Morales
Diana Morales
Diana Morales

Amy Leigh Andrews Bikini Cause mercy me accident

Amy Leigh Andrews
Amy Leigh Andrews
Amy Leigh Andrews
Amy Leigh Andrews
Amy Leigh Andrews
Amy Leigh Andrews
Amy Leigh Andrews
Amy Leigh Andrews
Amy Leigh Andrews
Amy Leigh Andrews

Eileen Roca Hot On Sofa Breast Implants new cars for test drive unlimited

Eileen Roca
Eileen Roca
Eileen Roca
Eileen Roca
Eileen Roca
Eileen Roca
Eileen Roca
Eileen Roca
Eileen Roca
Eileen Roca
Eileen Roca
Eileen Roca
Eileen Roca
Eileen Roca
Eileen Roca

Kate Upton Hot Wet Bikini Most shoo ed

Kate Upton
Kate Upton
Kate Upton
Kate Upton
Kate Upton
Kate Upton
Kate Upton
Kate Upton
Kate Upton
Kate Upton
Kate Upton
Kate Upton
Kate Upton
Kate Upton

Candice Swanepoel Bikini Photo Shoot To Fullfill Man Desire Bra Size

Candice Swanepoel
Candice Swanepoel
Candice Swanepoel
Candice Swanepoel
Candice Swanepoel
Candice Swanepoel
Candice Swanepoel
Candice Swanepoel
Candice Swanepoel
Candice Swanepoel
Candice Swanepoel
Candice Swanepoel
Candice Swanepoel
Candice Swanepoel
Candice Swanepoel
Candice Swanepoel

Sophie Monk Bikini Beach Modeling White legs Breast implants Price

Sophie Monk
Sophie Monk
Sophie Monk
Sophie Monk
Sophie Monk
Sophie Monk
Sophie Monk
Sophie Monk
Sophie Monk