Monday, October 31, 2011

80s Groove & Soul (2011) 2 CD

CD1
01. (however do you want me) - soul ii soul featuring caron wheeler
02. got to have your love (radio edit) - mantronix featuring wondress
03. good life - inner city
04. musical freedom (album version) - adeva
05. magic touch - loose ends
06. (hey you) the rock steady crew - rock steady crew
07. set me free (12'' version) - jaki graham
08. twilight - maze featuring frankie beverly
09. watching me watching you - david grant
10. solid - ashford & simpson
11. dancing tight - phil fearon & galaxy
12. intuition - linx
13. living in a box - living in a box
14. walkin' the line - brass construction
15. atomic dog (2000 digital remaster) - george clinton
16. i can do this (uptown mix) - monie love
17. i shot the sheriff (12" version) (2006 remaster) - light of the world

CD2
01. buffalo stance (12'' version) - neneh cherry
02. music makes you feel like dancing - brass construction
03. too many games (single edit) - maze featuring frankie beverly
04. the sound of music - dayton
05. time - light of the world
06. groove on - willie 'beaver' hale
07. big fun (original 12'' mix) - inner city
08. fool's paradise (paradise mix) - meli'sa morgan
09. hangin' on a string (original 12" mix) - loose ends
10. keep on movin' - soul ii soul featuring caron wheeler
11. (somebody) help me out (edit) - beggar & co
12. on the beat - brooklyn bronx & queens band
13. what do i do - phil fearon & galaxy
14. sexy girl - lillo thomas
15. respect - adeva

POT-POURRI 1978 POT-POURRI

dispo sur http://collectorsfrenzy.com/ pour une poignee de dollars , lol

GOLDEN WEST SYNCOPATERS 1981 TAKE MY HEART

dispo sur http://collectorsfrenzy.com/ pour une poignee de dollars , lol

Kepedulian Seorang Ibnu

Paket buku yang saya nanti-nanti
Beberapa kali dikecewakan olah jasa PT. Pos Indonesia membuat saya tidak begitu respek dengan perusahaan ini. Baru-baru ini saya menunggu paket dari sebuah penerbitan di Demak, yang satunya dikirim ke Bontang – ke alamat adik saya, yang satunya lagi ke rumah saya. Yang ke Bontang tiba dengan selamat selang empat hari kemudian. Yang ke Makassar, hingga satu minggu lebih belum juga tiba.
            Hendak ke kantor pos besar kejauhan untuk pergi sendiri. Suami saya sedang berada di luar kota. Seandainya ia ada, bisa saya mintai tolong untuk mengecekkan paket itu.  Saya lalu browsing web site resmi PT. POS, di situ ada form pengaduan, “Mudah-mudahan bisa melalui dunia maya, lalu diproses di kantor pos Makassar sehingga saya tak perlu ke kantor pos besar,” harap saya dalam hati.

            Saya pun mengisi form dan submit. Dua hari kemudian (tanggal 26 Oktober 2011) , datang balasan e-mail dari PT. Pos Indonesia, menyatakan:
Selamat siang, semoga kesuksesan dan kebahagiaan selalu menyertai Anda dan keluarga. Menanggapi pertanyaan melalui Web Pos Indonesia On Line, mengenai kiriman 11951461036.
Mohon maaf atas ketidaknyamanannya, kami akan menyampaikan kepada bagian terkait untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. Setelah mendapat informasi lanjut, kami akan mengabarkannya kepada anda :)
Demikian Informasi yang dapat kami sampaikan. Terima kasih sudah menggunakan Jasa Pos Indonesia. 
            Saya melakukan gerakan dua jalur untuk memperjuangkan ‘hak’ saya. Selain via form ‘keluhan pelanggan’ di web site PT.Pos, saya juga meminta nomor HP seorang pegawai pos yang baik hati dari seorang kawan (bu Harlis Setyowati). Kawan saya ini pernah memuji tentang kinerja seorang pegawai PT. Pos  melalui tulisan di note FB-nya. Berawal dari pengantaran barang oleh pegawai bernama pak Ibnu yang cepat tibanya, kawan saya meminta nomor HP pak Ibnu in case sesuatu terjadi besok-besok hari dan ia membutuhkan bantuan pak Ibnu.
            Beberapa lama kemudian, kawan saya ini mendapatkan masalah, paket yang dinantinya hingga dua minggu tak kunjung datang. Setelah mengecek di web site dan si pengirim barang, ia pun menghubungi pak Ibnu. Pak Ibnu dengan sigap membantu mengecekkan jejak si paket. Paket ini rupanya nyasar ke kantor pos lain tetapi pak Ibnu berjanji untuk membantu menguruskannya hingga sampai ke tangan kawan saya. Begitulah .. singkat cerita, berkat pak Ibnu, paket itu akhirnya tiba juga di rumah kawan saya tiga minggu setelah pengiriman.
            Kawan saya sangat terkesan dengan kesigapan dan perhatian darii pak Ibnu ini. Pak Ibnu bahkan mengirimkan SMS meminta maaf atas ketidaknyamanan kawan saya terkait pelayanan PT. Pos dan meminta kawan saya tak kapok menggunakan jasa PT. Pos. Di bagian akhir tulisannya, kawan saya menulis:
Aku sungguh terharu. Terus terang, siapalah mas Ibnu ini. Hanya pengantar paket dan surat. Tapi kesediaannya membantu sungguh kuhargai. Dia berempati atas kejadian yang menimpaku, dan membantu dengan segala upaya yang dia bisa lakukan. Caranya menyelesaikan masalah hampir sama seperti layaknya dia seorang manajer teladan yang mendapat komplain dari pelanggan. Mas Ibnu ini bisa saja mengacuhkan,toh aku bisa melacak kiriman dari web yang tiap hari on line. Tapi,sungguh karyawan seperti mas Ibnu ini patut diteladani. Siapalah dia, yang meminta maaf atas nama perusahaan tempatnya bekerja.Kemudian sekaligus mempromosikannya dan berharap tak kapok menggunakan jasa perusahaannya kembali. Patutlah ia menjadi karyawan yang diteladani.
Masih adakah orang-orang seperti mas Ibnu ini di sekitar kita,teman?
            Mengingat apresiasi kawan saya terhadap pak Ibnu, saya pun mencoba menghubungi pak Ibnu, mengharap belas kasihnya untuk membantu saya. Hari Juma’at itu kira-kira ada sepuluh kali miss call dari nomor saya ke nomor pak Ibnu. Dengan gigihnya, saya mencoba terus hingga lepas waktu shalat Jum’at dan alhamdulillah ... akhirnya ada balasan berupa permintaan menelepon dari nomor yang bersangkutan.
            “Wa ‘alaikum salam,” suara seorang perempuan menjawab salam saya. Lho perempuan?
            “Maaf, Bu, apa benar ini nomor pak Ibnu, pegawai Pos?” tanya saya sopan.
            “Iya betul, dia lupa membawa HP-nya Bu. Ada apa? Nanti saya sampaikan kepadanya,” balas perempuan itu tak kalah sopannya.
            “Oh, nanti Saya SMS ya Bu, ada yang ingin saya minta tolong dari pak Ibnu,”  jawab saya. Saya pun menutup perbincangan singkat itu dengan salam dan segera mengetikkan SMS mengenai permasalahan saya. Tak lupa saya tuliskan nomor resi dari paket saya.
            Sore harinya, ada permintaan menelepon dari nomor yang sama. Saya pun menelepon balik.
            “Wa ‘alaikum salam, saya Ibnu,” suara seorang lelaki memperkenalkan diri. Wah, rupanya istrinya yang baik hati itu sudah menceritakan tentang saya kepadanya.
            “Apa yang bisa saya bantukan ki’?” maksudnya, ia bertanya apa yang bisa ia bantu.
            Saya menceritakan kembali permasalahan saya dengan paket yang tak kunjung tiba itu.
            “Sebenarnya daerah rumah Ibu bukan wilayah tugas Saya. Tapi nda apa-apa  ji, nanti saya antarkan,” tawar pak Ibnu. Wow .. betul kata kawan saya, pegawai Pos ini memang sangat perhatian.
            Saya menjadi tidak enak hati. Awalnya saya berpikir pak Ibnu ini bagian ‘keluhan pelanggan’ di kantor Pos besar, tetapi dari tanggapannya sepertinya ia petugas pengantar pos wilayah Antang/sekitarnya (daerah tempat tinggal kawan saya) yang letaknya lumayan jauh dari rumah saya.
            “Kalau bukan wilayah ta’, Pak jangan mi kita’ yang antar ki. Tolong maki’ cekkan saja paketku dan tolong sampaikan ke petugas pengantarnya supaya diantarkan kembali. Tolong sampaikan, rumah Saya dekat sekali dengan masjid Bani Haji Adam Taba’. Kalau petugas yang lama, biarpun tidak lengkap ki alamat rumahku – malah pernah tidak ditulis sama sekali, kirimanku selalu ji tiba di rumah. Barangkali diganti mi petugasnya di’?” (saya mengharap ia mengecekkan saja nasib paket saya, tak perlu mengantarkan ke rumah kalau daerah rumah saya bukan wilayah kerjanya).
            “Iya Bu, nanti Saya kabari ki’. Iya, memang banyak penggantian pegawai pengantar pos”
            Percakapan kami pun putus.
            Keesokan harinya, lepas duhur pak Ibnu menelepon dari nomor CDMA ke nomor GSM saya. Wow, ia rela memakai pulsa CDMA-nya sendiri untuk menghubungi nomor saya? Tarifnya kan jadi lebih mahal dibanding jika ia menghubungi dari nomor GSM-nya yang se-operator dengan nomor GSM saya?
Ia menanyakan dengan detil letak rumah saya. Kelihatannya ia cukup kenal daerah rumah saya karena ia cepat paham dengan gambaran yang saya berikan.
            “Sebentar pi Saya antarkan paket ta’, Bu.”
            Wah, baik benar si bapak ini. Ia sendiri yang akan mengantarkan ke rumah paket itu.
            “Terimakasih, Pak,” sambut saya sukacita.
            Sore harinya masuk SMS dari pak Ibnu: ‘Mohon maaf Bu. Barang ibu ada di mobil paket dan sampai sekarang mobilnya belum tiba. Hari Senin baru bisa saya antarkan ki’ ... ‘
            Saya semakin terharu akan kepedulian pak Ibnu. “Tidak apa-apa, Pak. Terimakasih,” jawab saya.
            Hari Senin, menjelang ashar pak Ibnu menelepon lagi, memperjelas letak rumah. Dengan cepat ia tiba di depan rumah kami. Saya dan suami (suami saya sudah pulang dari luar kota) – kami menemuinya, menandatangani tanda terima dan berbincang sejenak. Saya memberikan beberapa buah mangga manalagi – kiriman ibu mertua dari Pare Pare kepadanya dan berkata, “Untuk istrinya, Pak.”    Pak Ibnu tersenyum dan mengucapkan terimakasih. Saya mengucapkan sekali lagi ucapan, “Terimakasih,”  sebelum ia berlalu.
            Saya memperhatikan tulisan yang tertera pada paket dengan seksama. Tidak ada kesalahan. Alamat yang tertera sudah tepat. Nomor HP saya yang tertera di situ pun sudah tepat. Tapi sudahlah yang penting paket itu sudah tiba di tangan saya.
            Tak terhingga sebenarnya rasa terimakasih saya kepada pak Ibnu, sosok pegawai yang sangat peduli masalah saya. Tak mungkin bisa dibayar dengan beberapa buah mangga yang saya berikan itu.  Ia dengan ringan tangan membantu mengantarkan paket ke rumah saya yang sebenarnya bukan wilayah kerjanya. Ia bisa saja bersikap tak peduli dan sok sibuk, tetapi itu tak dilakukannya. Untuk sosok seperti ini, hanya Allah-lah yang bisa membalasnya dengan kebaikan yang berlipat. Dan akhirnya, saya ingin mengulang kata-kata kawan saya di bagian akhir tulisannya : “Masih adakah orang-orang seperti mas Ibnu ini di sekitar kita,teman?”
Makassar, 1 November 2011
Special thanks to:

Mak Harlis Setyowati (utk pemberian nomor HP pak Ibnu, sehingga saya mengenal pak Ibnu kemudian menuliskannya di blog saya).
Maknya Dhia Nisa (mak Haziah), untuk kesediaannya menowelkan si mak Harlis yang jarang onlen.

Baca juga tulisan saya:





Tanganku Tak Sengaja

Mama mendengar suara rengekan Afyad yang sedang bermain bersama Athifah di ruang sebelah.
Tak lama kemudian mama bertanya kepada Athifah, "Adiknya kenapa menangis?"
Athifah menjawab, "Tidak Saya apa-apai ji," maksudnya ia tak melakukan apa-apa terhadap adiknya.
Selang beberapa detik kemudian Athifah membuat pengakuan baru, "Tadi saya pukul tangannya."
Mama bertanya, "Kenapa tangan Afyad dipukul?"
Athifah menjawab, "Habis .. dia nakal, dia ikut pegang-pegang plastisinku. Saya kan lagi main plastisin."
Terdiam sejenak, ia melanjutkan, "Tapi tangan tidak sengaja pukul ki," maksudnya tangan Athifah tak sengaja memukul Afyad.
Mama tersenyum dan buru-buru menukas, "Yah Nak, kalau memukul itu disengaja namanya, tidak ada orang memukul dengan tidak sengaja."
Makassar, 1 November 2011
Waduh ia mencoba berkelit ...

Dagens favo

Heldag i stan med grabben.. Han lär inte frysa till vintern!
Nicole Willis And The Soul Investigators- Blues Downtown

Panhandler cartoon

VA - A Motown Special Disco Album - 1977

VA - A Motown Special Disco Album - 1977



VA - A Motown Special Disco Album - 1977


CD 1
1. Thelma Houston - Don't Leave Me This Way (5:37)
2. Originals - Down To Love Town (5:48)
3. Dynamic Superiors - Stay Away (5:34)
4. Jermaine Jackson - Let's Be Young Tonight (5:06)
5. Diana Ross - Love Hangover (7:48)
6. Eddie Kendricks - Goin' Up In Smoke (4:25)
7. Supremes - You're My Driving Wheel (4:11)
8. Tata Vega - Full Spead Ahead (4:56)

VA - A Motown Special Disco Album - 1977


CD 2
1. Dynamic Superiors - Nowhere To Run (9:01)
2. Marvin Gaye - Got To Give It Up (11:25)
3. Thelma Houston - I'm Here Again (3:46)
4. 21St Creation - Tailgate (5:39)
5. Smokey Robinson - Theme From Big Time (8:27)

VA - A Motown Special Disco Album - 1977


VA - A Motown Special Disco Album - 1977

James Brown – The Singles Volume Eleven 1979-1981 CD 2011 EXPANDED

Disc 1
1. Star Generation
2. Women Are Something Else
3. The Original Disco Man - Short Version
4. The Original Disco Man
5. Let The Boogie Do The Rest
6. Regrets
7. Stone Cold Drag
8. Let The Funk Flow
9. Sometimes That’s All There Is
10. Get Up Offa That Thing (Live)
11. It’s Too Funky In Here (Live)
12. Rapp Payback (Where Iz Moses)
13. Rapp Payback (Where Iz Moses) (Pt. II)
14. Stay With Me
15. Smokin’ & Drinkin’
16. Give That Bass Player Some Part I
17. Give That Bass Player Some Part II
18. I Go Crazy
19. World Cycle Inc.

Disc 2: The 12-Inch Singles
1. Get Up Offa That Thing/Release The Pressure
2. If You Don’t Give A Doggone About It (12-Inch Version)
3. Eyesight (12-Inch Version)
4. The Spank (12-Inch Version)
5. For Goodness Sakes, Look At Those Cakes (12-Inch Version)
6. It’s Too Funky In Here (12-Inch Version)
7. Star Generation (12-Inch Version)
8. Rapp Payback (Where Iz Moses) (12-Inch Version)
9. Give That Bass Player Some (12-Inch Version)

Sunday, October 30, 2011

Kebakaran

Saat mama dan Athifah sedang naik becak.
Ada mobil bertuliskan 'fire rescue' dari arah depan.
Athifah heran melihat model mobil yang unik itu. Ia bertanya, "Mobil apa itu, Mama?"
Mama menjawab, "Mobil pemadam kebakaran, Nak."
Athifah lalu berujar, "Ada kebakaran?"
Mama mengiyakan.
Lalu Athifah bertanya lagi, "Kenapa di rumah kita tidak ada kebakaran, Mama?"
Mama tersenyum dan berkata, "Bagus dong tidak ada kebakaran, Nak. Kalau ada kebakaran kasihan orang yang kena, tidak punya rumah lagi. Kalo sudah terbakar rumahnya, mau tinggal di mana?"
Athifah tersenyum. Kelihatannya ia maklum dengan penjelasan mama.
Makassar, 31 Oktober 2011
Wah ... betul-betul jenis pertanyaan 'trial and error'. Kalau trial-nya error, tidak ada masalah buat dia he he he

THE RIGHT WAY !!!!!!!!

FUNK BOMBS 89 expanded edition CD



Hati-Hati Jika Bertemu Athifah

Karib dan kerabat ...
Sebaiknya Anda berhati-hati jika suatu saat bertemu dengan Athifah.
Mengapa?
Karena ia suka sekali memperhatikan gigi orang.
Kepada mama beberapa kali ia berkata, "Gigi Mama kuning!"
Kepada oma dan papa ia beberapa kali juga mengatakan hal itu.

Pesan ini harap Anda ingat karib dan kerabat.
Jangan sampai nanti Anda malu, mama juga pasti akan malu.
Sementara bagi nona mungil itu, 'nothing to loose'.
Ia pasti yang kelihatan paling berwibawa di antara kalian jika hal itu sampai terjadi.
Sementara kalian terlihat seperti kucing yang habis tercebur got.

Jadi lebih baik menghindar daripada malu.
Kecuali jika Anda yakin gigi Anda seputih mutiara.
Barulah Anda bisa bercakap dan tertawa dengan penuh percaya diri di depan nona ini.
Makassar, 31 Oktober 2011

G.C. CAMERON - 1972 - What it is


Seperti Inilah Permainan Ketiga Buah Hatiku

Mobil-mobilan yang hampir 30 tahun bersama kami
Percaya tidak, ada mainan yang bertahan hingga hampir tiga puluh tahun lamanya di rumah kami? Ada yang tidak percaya? Ada saya sertakan fotonya, coba disimak yah ... J
            Mainan itu milik adik lelaki saya – Muhyi (Uyi), yang tersimpan dengan manis di dalam sebuah lemari di rumah kami. Mobil-mobilan polisi yang memiliki sirine, lengkap dengan suara dan lampu di atas kap mobil dijalankan dengan memakai dua buah batere ukuran besar.
            Sayangnya setelah lama tersimpan dengan aman tenteram dan damai, saat mobil-mobilan itu keluar untuk menemani Affiq - anak saya (sekarang berusia 10 tahun) bermain, hanya selang beberapa hari body-nya yang sebenarnya masih aduhai terpaksa memanen kerusakan di mana-mana. Masih mendingan nasib mobil-mobilan itu, nasib mainan kereta api milik Uyi lebih apes lagi, ia rusak hanya dalam hitungan jam di tangan Affiq!

            Uyi dan Affiq memiliki persepsi yang berbeda tentang ‘bermain’. Jika bermain sesuai dengan kaidah-kaidah ibu kami (seperti jangan sampai rusak, habis main dikembalikan di tempat tertentu), maka Affiq bermain dengan kaidah saya yang lebih bebas. Pada dasarnya saya tidak begitu mempedulikan bagaimana cara Affiq bereksplorasi dengan mainan. Yang lebih penting di atas kerapian dan rusak tidaknya sebuah mainan adalah, anak saya bisa mengembangkan daya nalarnya melalui eksplorasinya. Ini sagat cocok dengan Affiq yang tipikal bocah the explorer. Eits ... tapi kalau 'merusak'-nya kelewatan, saya bisa menegur dan bahkan bisa murka juga lho he he he.
Beginilah kalau permainan-permainan ini
sedang berantakan :)
Permainan-permainan yang melatih motorik halus
            Dalam memilihkan mainan bagi ketiga anak saya, saya lebih mementingkan aspek apakah mainan itu memiliki fungsi pendidikan. Misalnya apakah itu melatih motorik kasar/halusnya atau melatih imajinasi dan daya nalarnya. Dan permainan itu tidak harus dibeli atau tidak harus mahal.
Mainan kayu  - sudah ada
komponennya yang hilang
            Misalnya saja saat Affiq sibuk menggunting-gunting kertas dalam jumlah banyak dengan ukuran kecil-kecil, meski di benak saya tanda tanya besar sedang menggelayut – saya membiarkan saja perbuatannya karena ia pasti sedang memiliki ide yang perlu dieksplorasi. Begitu pun saat ia membuat mainan berupa tempat meluncur mobil-mobilan kecil dari kardus yang digunting-gunting dan disambung-sambung dengan lem, saya membiarkannya saja.
Mainan masak-masakan milik Athifah
            Permainan anak-anak saya kadang-kadang dengan menggunakan benda-benda yang ada di dalam rumah, seperti payung dan kursi. Mereka suka membuka beberapa payung sekaligus dan membuat kemah-kemahan dalam rumah, lengkap dengan tali jemurannya. Atau menjejerkan beberapa kursi membentuk pola seperti tempat tidur atau penjara dengan menyertakan bantal-bantal dari dalam kamar, atau sekadar melilitkan tali skiping ke sana ke mari.
'Skateboard' kreasi ayah
untuk cucu-cucunya
            Ada pula mainan yang dibuatkan oleh ayah saya. Walaupun sederhana, mainan ini sangat digemari anak-anak saya malah sering membuat mereka bertengkar karenanya. Mainan itu semacam skateboard yang terbuat dari roda-roda bekas kereta bayi yang dihubungkan dengan sebilah papan. Dengan skateboard itu anak-anak bebas meluncur di dalam rumah sekehendak hati.
Saya membiarkan semua adegan ini selama satu hal mereka penuhi: membereskan segala kekacaun yang mereka buat dengan mengembalikan segala sesuatunya ke tempat semula. Yang sering terjadi adalah: pada akhirnya saya yang lebih banyak mengembalikan segala sesuatunya itu ke tempat semula pada malam hari sementara badan saya sudah terasa remuk redam oleh rasa lelah setelah seharian bergelut dengan pekerjaan rumahtangga dan meladeni keperluan ketiga buah hati ini. Grrr betapa menggemaskannya.
Affiq dan Athifah (5 tahun) gemar menikmati permainan di layar komputer. Papanya yang telaten memilihkan permainan yang bemutu bagi mereka yang memiliki fungsi yang baik seperti Dora the Explorer, atau Angry Birds. Kami tidak menyukai permainan yang mengekspos adegan perkelahian karena tak ada gunanya buat anak-anak maka kami tak membiarkan anak-anak memainkannya.
Salah satu game komputer
Oya, selain permainan-permainan itu, Affiq sekarang punya ‘mainan’ baru di dunia maya lho. Ia sekarang mulai suka ngeblog. Tanpa saya ketahui, ia membuat sendiri blog pribadinya tanpa bantuan siapa pun. Ini dikerjakannya saat saya atau papanya meninggalkan komputer sejenak untuk melakukan sesuatu.
Mainan-mainan warisan si sulung
Jangankan Affiq dan Athifah, Afyad (2 tahun)  pun mulai menyukai permainan komputer. Ia sangat bersemangat menonton kakak-kakaknya main, malah seringkali berusaha ikut duduk di kursi di depan komputer agar bisa lebih dekat dengan komputer dan ikut memegang mouse. Namun dari ketiga anak saya, Afyad yang paling jarang dibelikan mainan Ini karena mainan ‘warisan’ kakak-kakaknya masih ada. Kasihan ya, begitulah nasib anak bungsu. J
Makassar, 30 Oktober 2011
Artikel ini diikutsertakan pada Mainan Bocah Contest di Surau Inyiak

Dagens favo

Kanske Tintin ikväll?
Leaders Of The New School- Show Me A Hero


och de har faktiskt lånat litet i.....

Bob James- Nautilus

Saturday, October 29, 2011

Post Secret faves for the week








October 28, 2011, Playlist with Host Alex McNeil

My guest d.j. today was Chuck Levin, who generously pledged for air time during WMBR's 2010 Fundraiser. Thanks (once again), Chuck!
01. Ramsey Lewis Trio - The In Crowd (CD, 1965)
02. Kenny Ball & His Jazzmen - Midnight in Moscow (CD, 1962)
03. Knickerbockers - Lies (CD, 1965)
04. Chris Montez - The More I See You (CD, 1966)
05. Easybeats - Friday on My Mind (CD, 1967)
06. Electric Prunes - Get Me to the World On Time (CD, 1967)
07. George Carlin - excerpts from The Tonight Show Starring Johnny Carson
08. Beau Brummels - Laugh Laugh (CD, 1965)
09. Dave Clark Five - Everybody Knows (I Still Love You) (CD, 1964)
10. Outsiders - Respectable (CD, 1966)
11. Friends of Distinction - Going in Circles (CD, 1969)
12. Fats Domino - Let the Four Winds Blow (CD, 1961)
13. Beginning of the End - Funky Nassau (45, 1971)
14. George Carlin - Airplane Travel, part 1
15. Deon Jackson - Love Makes the World Go Round (LP, 1966)
16. Ikettes - I'm Just Not Ready for Love (CD)
17. Elgins - Put Yourself in My Place (CD, 1965)
18. Masqueraders - Baby It's You (CD, 1975)
19. Cookies - Girls Grow Up Faster Than Boys (CD, 1964)
20. Jimmy Robins - I Can't Please You (45, 1966)
21. George Carlin - Airplane Travel, part 2
22. Band - Acadian Driftwood (CD, 1976)
23. Billy Joel - Vienna (CD, 1975)
24. Todd Rundgren - It Wouldn't Have Made Any Difference (CD, 1972)
25. George Carlin - Airplane Travel, part 3
26. Stevie Wonder - He's Misstra Know-It-All (CD, 1973)
27. Stevie Wonder - Please Don't Go (CD, 1974)
28. Chicago - In the Country (live, 1970)
29. Traffic - Empty Pages (CD, 1970)
30. Archie Bell & Drells - There's Gonna Be a Showdown (CD, 1969)
31. Bobby Moore & Rhythm Aces - Go Ahead and Burn (CD, 1966)
32. Mills Brothers - Cab Driver (CD, 1968)
33. Arthur Conley - Funky Street (CD, 1968)
34. Bull & Matadors - Funky Judge (CD, 1968)

Dagens favo


Inte alldeles lätt att skulptera pumpor men jag tycker att det gick ganska bra i alla fall.....
Trouble Funk- Pump Me Up


eller varför inte...

Cypress Hill- Hand On The Pump

Friday, October 28, 2011

Managing schizophrenia

By New York Times News Service

The feeling of danger was so close and overwhelming that there was no time to find its source, no choice but to get out of the apartment, fast.

Keris Myrick headed for her car, checked the time — just past midnight, last March — and texted her therapist.

"You're going to the Langham? The hotel?" the doctor responded. "No — you need to be in the hospital. I need

Men struggle with eating disorders, too

By Dayton (Ohio) Daily News

Traditionally thought of as affecting mostly women, eating disorders among men are on the rise.

Harvard research results from the first national study of eating disorders in a population of nearly 3,000 adults found 25 percent of those with anorexia or bulimia and 40 percent of binge eaters were men. It was previously thought that men accounted for only about 10

Experts Design 'Toolkit' to Help Spot Teens With Mental Health Issues

By HealthDay 

Because many adolescents with mental health problems are never diagnosed and treated, an expert team has come up with a "toolkit" aimed at identifying those kids and getting them the right help.

"One in 10 youths have a mental health condition that is severe enough to impair functioning, either at home, school or in the community," said Gary Blau, chief of the child, adolescent

King cartoon

Friday/Saturday questions

Frankenstien and Lady Gaga protest the Super Bowl half-time show

1) If a movie was filming in your hometown and needed people to be extras, would you try out for a part? 
If the auditions were on my day off from work, I might consider it, but I wouldn't be really crazy about trying out for one

2) Today (Oct. 28) is Frankenstein Day celebrating author Mary Wollenstonecraft Shelley's birthday

Ketika Mama Minta Maaf

Suatu hari saat mama sedang banyak dosa, uring-uringan karena banyak hal yang meresahkan hatinya....
Saat tersadar, mama istighfar dan mendatangi gadis mungilnya untuk melakukan salah satu hal yang paling sulit dilakukan di dunia ini.
Mama berkata, "Athifah, maafkan Mama yah."
Athifah malah balik bertanya, "Kenapa, Mama?"
Mama menjawab, "Mama sudah marah-marah."
Athifah tersenyum. Ia mengangguk dan berkata dengan bijak, "Tidak apa-apa, Mama."
Makassar, 29 Oktober 2011
Subhanallah, bagai menemukan oase di padang gersang ...

Pemuda, Ayo Berjuang Tentukan Pilihan, Kejar Impianmu

Seorang kerabat di sebuah pulau di Indonesia timur pernah minta dicarikan bimbingan belajar untuk persiapan masuk UNHAS (Universitas Hasanuddin) untuk salah seorang gadis - kenalan baiknya.
Saya bertanya, “Mau masuk jurusan apakah?”
Kerabat saya menjawab, “Hubungan internasional.”
Kerabat itu kemudian berkata lagi, “Kalau bisa carikan kalau membayar tanpa tes, bagaimana caranya. Katanya susah masuk UNHAS, harus ada channel di dalam baru bisa lulus.”
Saya menjadi geregetan. Ini pemikiran beracun dari mana? Siapa bilang demikian? Idealisme saya terusik. Saya sangat menyukai anak-anak muda yang mempunyai daya juang tinggi. Yang rela mempersiapkan dirinya untuk menggapai mimpi terindahnya dengan berjuang sekuat tenaga.

Saya berkata, “Anak muda koq pikirannya begitu, langsung mau cari yang bayar, tidak perlu tes. Kenapa dia tidak bimbingan dulu, persiapkan diri untuk tes?”
Kerabat saya hanya bisa menjawab, “Saya tidak tahu, dia hanya minta tolong kepada Saya.”
Bukan hanya anak gadis itu yang berpikiran seperti itu. Beberapa orang saya ketahui berpendapat seperti itu. Menurut mereka masuk UNHAS itu susah, harus ada yang bantu dari dalam kalau mau lolos. Sama persis dengan yang disangkakan anak gadis tadi.
Saya bilang, “Salah!” Kawan-kawan satu jurusan seangkatan saya di UNHAS dulu sebagian besar malah dari daerah, dan mereka lolos dengan perjuangan murni tanpa mengeluarkan duit hingga jutaan rupiah. Juga tanpa kenalan ‘orang dalam’.
Kasihan juga. Adanya pemikiran ini mungkin karena persiapan siswa-siswa SMA  di daerah tidak seperti persiapan siswa-siswa SMA di Makassar. Saya dan adik-adik dulu beruntung karena kami mengikuti bimbingan belajar jauh beberapa bulan sebelum ujian masuk perguruan tinggi dilaksanakan. Selain itu sekolah kami juga menyelenggarakan bimbingan secara intensif. Adanya banyak toko buku juga membantu kami untuk mencari bahan-bahan latihan guna menghadapi ujian. Sementara di banyak daerah belum ada bimbingan belajar sehingga untuk mengikuti bimbingan belajar mereka harus hijrah ke Makassar secepat mungkin selepas SMA. Tetapi itu pun waktu yang tersisa hanya sebulan sebelum ujian, dan sudah tentu butuh biaya yang tidak sedikit.
Lama kami tak mendengar kabar tentang anak gadis itu. Hingga suatu saat kerabat saya berkata bahwa anak gadis tersebut masuk UNHAS.
Saya bertanya, “Oya? Fakultas apa?”
Kerabat saya menjawab, “Kedokteran umum, sama-sama sepupunya, ada sepupunya yang sudah lebih dulu masuk di situ.”
Saya terkejut tetapi saya tak berkata apa-apa. Hanya ada monolog dalam pikiran saya, “What, kedokteran? Kedokteran dan HI kan bagaikan bumi dan langit? Perbedaannya signifikan sekali. Bagaimana dia bisa mengikuti pelajaran di fakultas kedokteran sementara minat awalnya sama sekali tidak ada di situ?”
‘Fakultas kedokteran’ adalah pilihan yang harus betul-betul masak pertimbangan dalam memilihnya. Terus terang tidak masuk di kepala saya ada seseorang yang tadinya memilih HI (Hubungan Internasional) yang kemudian dalam jangka waktu kurang dari sebulan memutuskan masuk fakultas kedokteran. Bukan berarti saya merendahkan HI lho. Tapi kenyataan di lapangan membuktikan bahwa, jurusan itu sangat jauh berbeda dengan dunia kedokteran. Kalau misalnya dari pilihan awal FKM (fakultas Kesehatan Masyarakat) menjadi Kedokteran masih wajar. Atau dari Sospol menjadi Ekonomi, masih wajar. Ini dari HI menjadi Kedokteran?
Memang sih sekarang ada jalannya orang-orang yang berduit bisa masuk fakultas Kedokteran tanpa tes. Mereka menyiapkan duit yang cukup besar saja, sedikitnya sekitar seratus jutaan. Mereka hanya melalui serangkaian proses seleksi berkas dan wawancara, tanpa mengikuti ujian seleksi masuk perguruan tinggi lagi. Bisa jadi pilihan gadis itu adalah: tes untuk masuk ke HI atau tanpa tes untuk masuk ke Kedokteran?
Sebenarnya ini merupakan suatu pertanda kelemahan sistem pendidikan di negara kita karena selepas SMA kebanyakan orang tidak bisa menentukan dengan yakin hendak meneruskan ke jurusan apa. Yang harus dipelajari selama di bangku sekolah SD hingga SMA terlalu banyak. Beda dengan di negara-negara lain seperti Jerman dan Amerika, lulusan SMA di sana biasanya sudah tahu hendak melanjutkan ke mana.
Seperti diri saya misalnya, karena sangat gemar dengan pelajaran matematika dan bahasa Inggris serta sangat membenci pelajaran hafalan, saat di bangku SMA saya memilih jurusan Fisika. Alhamdulillah nilai-nilai saya sangat memadai untuk masuk ke jurusan itu sehingga menimba ilmulah saya di situ selama dua tahun. Nah, tamat SMA, tujuan saya hanya satu yaitu fakultas Teknik.
Tapi mau ambil jurusan apa? Saya pun mempersempit pilihan dengan menimbang-nimbang pelajaran apa yang saya sukai dan apa yang tidak saya sukai. Saya masih sangat menyukai matematika dan bahasa Inggris tetapi saya sangat membenci menggambar. Jadi, beberapa jurusan yang cukup banyak pelajaran menggambarnya sudah tentu tak masuk dalam daftar pilihan saya (Arsitektur, Sipil, Perkapalan, dan Mesin).
Saya tak berminat sama sekali masuk jurusan Geologi. Untung juga saya tak memilih Geologi karena ternyata jurusan itu memerlukan stamina fisik yang tangguh, sangat tak cocok dengan diri saya yang memiliki stamina fisik ‘ala kadarnya’ ini. Akhirnya, meskipun saya tak menyukai pelajaran fisika, pilihan saya jatuh pada teknik Elektro. Itulah satu-satunya pilihan yang sangat masuk akal bagi saya. Selanjutnya dalam menentukan pilihan kedua dan ketiga, saya pun memiliki rumus tersendiri. Tapi tak usahlah saya ceritakan di sini karena keputusan memilih pilihan kedua dan ketiga waktu itu bukan karena minat tetapi karena alasan ‘daripada tidak kuliah’ he he he.
Waktu itu saya sudah mengeset diri saya untuk hanya berusaha masuk universitas negeri. Jika tahun itu saya tak lulus, saya sudah punya plan B yaitu mengikuti bimbingan belajar selama satu tahun atau sepuluh bulan untuk mempersiapkan diri mengikuti tes di tahun berikutnya. Masuk swasta bukan pilihan bagi saya karena sudah tentu akan memberatkan kedua orangtua saya. Alhamdulillah saya diterima di pilihan pertama: jurusan Elektro. Beberapa pemuda sekarang malah tidak mau ikut ujian masuk perguruan tinggi dengan alasan: susah lulusnya, mereka langsung saja memilih universitas swasta yang bertebaran di Makassar.
Bukannya mengecilkan universitas swasta tetapi saya sangat menyayangkan mental mereka yang kalah sebelum berperang. Apalagi faktanya – bukan rahasia, dunia kerja masih mempertimbangkan asal almamater pelamarnya, mereka tentu saja lebih memilih pelamar yang berasal dari universitas negeri yang punya ‘nama’. Bukan berarti universitas swasta mutunya rendah lho, saya hanya mengemukakan fakta di lapangan. Ada juga universitas swasta yang bersaing dengan universitas negeri yang alumninya sudah merupakan jaminan mutu.

        Tak lama setelah lulus dari jurusan Elektro, visi dan misi saya dalam berumahtangga membuat saya akhirnya memutuskan tidak mengambil jalur karir di sektor publik. Minat saya malah makin menguat dalam dunia psikologi populer, pendidikan praktis, dan parenting. Nah lho, sangat tidak nyambung dengan sekolah saya kan? Kalau mau berandai-andai (meski tak ada guna), jika seandainya dari lepas SMA dulu saya bisa memindai minat saya yang sebenarnya kan saya tak perlu ‘buang waktu’ kuliah di fakultas Teknik yah? 
         Ah, tapi itu pengandaian yang tak ada guna. Karena saya beruntung di fakultas Teknik logika saya terasah apalagi saya aktif di lembaga mahasiswa jurusan, lingkungan di sana membuat logika saya semakin terasah. Logika yang cukup terasah itu bekal yang besar dalam menjalani bahtera rumahtangga bersama suami dan anak-anak. Sekarang saya jadi terbiasa mengasah logika, selain itu senantiasa berusaha juga mengasah hati. Dan satu hal, saya ketemu jodoh di kampus merah tepatnya di jurusan Elektro, fakultas Teknik. Jadi, tak rugi saya kuliah di jurusan itu  J J J.  



Makassar, 29 Oktober 2011 (pukul 01:00 jiaaaa hari Sumpah Pemuda sudah lewat)

Dagens favo

Änteligen Fredag. Är ledig i helgen och har precis avslutat träningspasset på gymmet och nu väntar en iskall pilsner och ett varmt bad. Ikväll blir det en god köttbit och kanske ett par pilsner till.....
Jurrassic 5- What´s Golden

alicia sacramone Body Language Hot Toba




























Brady Quinn's Cheap ShotBrady Quinn's Cheap ShotsacramoneAlicia Sacramone,Poor Alicia Sacramone.gymnast Alicia Sacramone

Alicia Sacramone
Alicia Sacramone
Alicia Sacramone
Alicia Sacramone

Alicia Marie Sacramone born December 3, 1987) is an American artistic gymnast. Sacramone began gymnastics at the age of eight, began competing in the elite ranks in 2002 and joined the U.S. national team in 2003. At US National Championships from 2004 to 2008, she won twelve medals, including four golds on vault and two golds on floor exercise. At World Championships from 2005 to 2007, she won seven medals, including a floor exercise gold in 2005 and a team gold in 2007. At the 2008 Beijing Olympics, she won a team silver medal. In 2010, Sacramone made a comeback by winning the National Championship on Vault.

Later in 2010 at the World Championships in Rotterdam, Netherlands, she won the World Title on Vault as well.[2] Her gold gave her a total of nine medals overall, joining Shannon Miller and Nastia Liukin as the U.S. athletes with the most medals at the gymnastics world championships.