Dia sering ikut papanya shalat Jumat di masjid dekat rumah.
Kalau tidak dibawa, dia menjerit-jerit marah.
Makanya papanya akhirnya tak tega dan sering membawanya, soalnya kalau dia menjerit-jerit kedengaran sampai masjid he he he.
Jadilah papa mencari tempat shalat paling pojok sehingga Athifah tidak menjadi bagian dari shaf sebab ia akan merusak shaf jika berada di antara para laki-laki di dalam masjid.
Kalau pulang dari masjid, mama tanya, "Tadi tidak ada kan perempuan shalat Jumat di masjid?" berharap Athifah tidak mau lagi ikut Jumat berikutnya karena di masjid bertemu laki-laki semua.
Athifah menjawab dengan yakin, "Ada!"
Haduh pertanyaan salah. Ya jelas jawabannya ada dong. Athifah kan perempuan di situ. Perempuan satu-satunya!
Beberapa kali ia tertidur di dalam masjid sehingga papa membopongnya pulang.
Eh, tapi papa santai-santai saja lho bawa anak perempuan batita ke masjid. Alhamdulillah, baginya no problem.
Mama yang sering jengah sendiri, jangan-jangan ada di antara bapak-bapak itu berpikir anak ini tidak diurus oleh ibunya.
Waduh .. jangan sampai.
Alhamdulillah sekarang Athifah tak pernah lagi memaksa minta ikut shalat Jumat.
Makassar, 18 November 2011
No comments:
Post a Comment