Terasa lebih panas sih, tapi mama membiarkan saja.
Toba-tiba Athifah berseru dari luar kamar, "Mama, maaf yaa pintunya saya kunci tapi saya tidak bisa buka lagi."
"Haduh, ini anak ... dia sudah tahu memang ia tidak bisa membuka kunci pintu itu,masih juga dilakukannya," mama membatin.
Mama bertanya, "Mana kakak Affiq? Suruh dia yang buka pintunya."
Athifah menjawab, "Kakak Affiq tidak ada, pergi shalat di masjjid."
Waduh ...
Mama berkata, "Ya sudah, tunggu kakak dan ato' pulang saja kalau begitu."
Kalau ato' memang sudah sehari-harinya shalat lima waktu di masjid.
Satu menit, dua menit ... mama gelisah sendiri.
Mama memikirkan Afyad. Kalau tiba-tiba ia manjat dan tidak ada yang melihat, bagaimana?
Kalau ia tiba-tiba masuk ke dalam kamar mandi, bagaimana?
Kalau ... ?
Ah ...
Lalu mama memanggil Athifah, "Athifah ... Athifah keluar, kasih kuncinya sama Mama lewat jendela."
Untung kamar berada di bagian paling depan dari rumah, jadi masih ada cara yang bisa dilakukan.
Athifah menyahut, "Iya, Ma ..."
Tak lama kemudian nona mungil itu sudah berada di depan jendela kamar dan menyerahkan kunci kamar kepada mama.
Mama pun membuka pintu.
Athifah masuk ke dalam kamar.
Ia berkata, "Mama, maaf ya ... Saya tidak sengaja mengunci pintu."
Mama tersenyum dan berkata, "Iya, tidak apa-apa. Jangan diulangi lagi ya. Ini sengaja, Nak. Kalau yang seperti ini bukan 'tidak sengaja' ..."
"Maaf ya Mama," katanya lagi.
Makassar, 21 Desember 2011
Baginya, sesuatu yang terjadi di luar kehendaknya adalah suatu ketidaksengajaan ... :)
No comments:
Post a Comment