Thursday, January 19, 2012

Alhamdulillah HP-nya Tiba Juga ..... Cihuuuy

Kotak kayu dan tang 

Saya baru saja habis shalat maghrib kemarin. Jadi tidak bisa langsung mengecek siapakah gerangan orang yang tega mengetuk-ngetuk pagar jam segitu. Affiq dan Athifah hanya melongok dari dalam rumah. Pintu kayu mereka buka, tetapi tidak pintu besi yang terletak sebelah luar – pintu besi itu melindungi pintu kayu.

“Ada orang, Ma,” kata mereka.

“Biar saja dulu,” kata saya seraya merapikan alat-alat shalat.

“Toh kalau penting ia bakal menunggu,” begitu pikir saya.

Setelah itu baru saya ambil jilbab dan menggendong Afyad, bergegas keluar rumah. Seorang laki-laki mengendarai motor bebek terlihat sedang mengambil arah berputar. Sepertinya ia hendak berbalik pulang.

“Siapa?” tanya saya.

“Mau antar kiriman,” kata laki-laki itu.

Saya perhatikan, ia membawa buntalan besar karung – entah berisi apa, di motornya.

“Dari siapa?” tanya saya lagi.

“Dari orang,” saya mendengar gumaman dari mulut lelaki ini. Koq kedengarannya tidak enak yah.

“Siapa?” saya mengulangi pertanyaan.

Laki-laki itu memegang sebuah kotak kayu kecil dan selembar kertas. Sebuah resi itu dibacanya.

“Di sini rumahnya ibu Muk....,” kedengarannya ia mengeja nama yang salah. Bukan ‘Mugniar’ tapi mirip-mirip itu. Aish, lagi-lagi orang mengeja nama saya dengan salah.

“Mugniar?” tanya saya.

Ia membaca lagi kertas itu baik-baik dan menjawab, “Iya.”

“Dari Prudential kah?” saya bertanya lagi.

“Iya,” jawabnya.

Wow. Ini dia yang saya tunggu-tunggu.

“Sudah malam Bu, kalau sudah malam begini, makan waktu,” katanya lagi. Kelihatannya ia seperti agak kesal, maksud dari kata-katanya itu adalah 'ia rugi waktu'. Apa karena agak lama baru saya hampiri ya?

“Maaf di’, tadi itu Saya baru selesai shalat. Anak-anakku tadi yang buka pintu,” saya meminta maafnya.

“Tidak apa-apa,” ia melunak.

Saya pun menandatangani kertas resi itu. Sekali lagi saya meminta maaf atas ketidaknyamanan yang ia rasakan. “Tidak apa-apa, Bu. Penting itu shalat,” ia memakluminya.

Samsung Galaxy Mini
Belakangan baru saya tahu, ternyata sang petugas dari TIKI JNE ini sudah berkali-kali menghubungi HP saya. Sementara HP itu dibawa oleh suami saya ke tempat kerjanya. Dan pas saat ia menghubungi berkali-kali itu suami saya sedang keluar dan lupa membawa HP itu. Pantas, tiba di rumah dia sudah mulai kesal, apalagi makan waktu bermenit-menit menunggu hingga akhirnya saya keluar.

Sejak mendapat telepon dari pihak Prudential awal bulan ini tentang keberhasilan saya menyabet salah satu dari 7 hadiah yang diberikan dalam lomba menulisnya bertema “Pengalaman dengan Asuransi”, Affiq antusias. Betapa tidak, saya mendapatkan Samsung Galaxy Mini. Affiq yang HP mania tidak sabar. Sejak itu ia sering menanyakan, “Ma, kenapa HP-nya belum tiba?” Hadeh sampai rasa menyesal saya memberitahukan kepadanya J.

Akhirnya HP itu tiba juga. Dengan semangat 2012, Affiq selalu menempel kepada saya. Saya bilang, “Tunggu Papa baru kita buka.” Tetapi kalimat itu tak digubrisnya. Ia mencoba membukanya sendiri dengan tang. Mana bisa, kotak itu dibuat sedemikian kuatnya untuk melindungi HP itu.

Saat suami saya pulang pun, Affiq tak mau beranjak dari dekat saya. Ia selalu berada paling jauh hanya selangkah dari saya. Begitu peti itu berhasil dibuka, ia selalu menyodorkan tangannya untuk memegang kardus HP itu.

Saat saya berkata hendak meletakkan saja HP itu di atas lemari yang merupakan lemari tertinggi di rumah ini, ia berteriak, “JANGAAAN.”

Menggemaskan. Rasanya ingin membawa HP itu ke dalam kamar mandi dan membukanya di sana!

Makassar, 19 Januari 2012

Dibaca juga ya:


No comments:

Post a Comment