Sunday, January 22, 2012

Dari Tudung Saji Hingga Telanjang

Pagi ini ...
Athifah : Mama, kenapa tudung saji harus berlubang?
Mama  : Supaya kalau menutup makanan yang panas, uap panasnya bisa keluar. Kalau uapnya tidak keluar, makanannya bisa cepat rusak.
Athifah : Kenapa Mama tahu?
Anak ini suka sekali menyelidiki segala jawaban mama dengan bertanya balik 'Kenapa Mama tahu?'
Kenapa ya?
Mama  : Semua orang dewasa seharusnya tahu ini.
Apa ada orang dewasa yang tidak tahu? Ayo ngacung he he he ...
Athifah : Orang dewasa tahu semuanya ya?
Mama  : Tidak juga. Ada juga yang Mama tidak tahu.
Athifah : Oooh. Ada juga yang Mama tidak tahu?

Mama  : Iya
Aduh. Sepertinya mama butuh ensiklopedia lengkap untuk menjawab semua pertanyaanmu. Malu juga, mama sudah sering menjawab 'Tidak tahu'. Apa ada di antara Anda yang mau menyumbangkan ensiklopedianya untuk mencerdaskan anak bangsa yang satu ini? #mengkhayal#


Pernah, saat sedang dimandikan di kamar mandi ia menanyakan ini kepada mama:
Athifah : Mama, kenapa orang harus malu kalau telanjang?
Mama  : Mmmm kenapa ya?
Eh malah balik nanya. He he he begitulah salah satu gaya mama kalau lagi takkancing (terkancing) oleh pertanyaan putri mungilnya ini. Untung saat itu Athifah tidak bertanya lagi.
Maka mama menyimpan pertanyaan itu di benaknya sendiri, dan mengeluarkannya kepada om Uyi (adik mama) yang kebetulan sedang berada di Makassar.
Mama  : Om Uyi, coba jawab pertanyaan Athifah: 'Kenapa orang harus malu kalau telanjang?'
Om Uyi : Karena kelihatan kemaluannya.
Tadinya mama berpikir ini jawaban yang tepat yang bisa diberikannya jika sewaktu-waktu Athifah bertanya tentang 'telanjang' ini. Tapi kemudian mama ragu. Bagaimana kalau ia melanjutkan pertanyaannya menjadi 'Kenapa kalau kelihatan kemaluannya harus malu?'
Haduh kapan selesainya urusan telanjang ini ...
Untungnya sampai sekarang ia belum bertanya lagi #harapharapcemas, mudah-mudahan pertanyaan ini tidak muncul lagi#


Makassar, 23 Januari 2012

Mari kita berdo'a.

No comments:

Post a Comment