Friday, January 20, 2012

Sedekah Gerakan Jari

Tidak disangka, pertemanan dengan banyak orang di FB mendatangkan kemungkinan untuk bersedekah lebih banyak. Teman-teman banyak yang ikut lomba menulis di mana penilaiannya dipengaruhi oleh jumlah pemberi like dan komentar. Bagi saya itu peluang sedekah.

Memang sih tak banyak orang yang nyaman dengan hal ini. Tetapi bagi saya, asalkan secara ruang fisik saya tidak harus nge-like kertas-kertas tulisan mereka. Tak apalah kalau hanya sekadar ‘menempelkan’ jempol atau istilah lainnya: setor jempol. Paling hanya makan waktu sekitar satu – tiga menit. Apa susahnya?



Kira-kira bagaimana perasaan orang yang tulisannya di-like? Tentu senang kan? Apakah ia butuh? Jelas ia butuh, kalau tidak butuh, ia tentu tak akan meminta tulisannya di-like. Dan kalau kita memberikan apa yang dibutuhkan, itu sudah termasuk sedekah bukan? Sedekah kan tidak hanya uang. Perkataan yang baik dan senyuman pun sedekah. ‘Setor jempol’ pun sedekah, itu kan sebuah perlakuan yang menyenangkan orang. Kalau senyum saja merupakan sedekah, gerakan jari pun bisa menjadi sedekah, bukan?

Bukan hanya urusan me-like tulisan. Teman-teman yang punya halaman online shop dan komunitas pun banyak yang menyarankan saya mengunjungi halamannya. Atau sekadar menge-tag untuk promosi bisnisnya. Biasanya saya mengunjungi halaman mereka dan nge-like atau sekilas melihat foto-foto dari produk/keterangan bisnisnya. Ini sedekah ringan, tak butuh uang kawan. Tak perlu pelit kan? Untuk sedekah uang saja Islam sangat menganjurkan kita melakukannya. Apalagi jika sedekah itu hanya berupa gerakan jari?

Psst, ini hanya pendapat saya. Kalau tak setuju, tak apa. Ini hanya sebentuk pemikiran dari saya bahwa bersedekah pun bisa melalui gerakan jari saja. Saya anjurkan untuk tak menggerutu atau mengomel, apalagi sampai menulis status di FB atau berkicau di twitter. Diam sajalah kalau tak suka, abaikan permintaan teman-teman Anda. Itu membuat Anda kelihatan elegan. Lagipula diam adalah emas. Iya kan?

“Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan.” (Q. S. Al-Baqarah: 148, Al-Maidah: 51) 
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Ada seseorang yang datang kepada Nabi SAW dan bertanya: “Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling besar pahalanya?” Beliau menjawab: “Bersedekahlah sedang Kamu masih sehat, suka harta, takut miskin, dan berkeinginan kaya. Dan janganlah Kamu menunda-nunda, sehingga apabila nyawa sudah sampai di tenggorokan, maka Kamu baru berkata: Untuk Fulan sekian dan untuk Fulan sekian, padahal harta itu sudah menjadi hak si Fulan (ahli warisnya).” (HR. Bukhari dan Muslim) 
Dalam sebuah hadits, diceritakan tentang kedermawanan Rasulullah SAW sampai-sampai ia tak pernah menolak permintaan:Dari Sahl bin Sa’d ra., ia berkata: “Ada seorang perempuan datang kepada Nabi SAW dan memberikan selimut tenunan seraya berkata: ‘Kain ini Saya tenun sendiri dengan harapan Engkau senang memakainya.’ Maka Nabi SAW menerima dan memakainya sebab beliau membutuhkannya. Kemudian beliau keluar dan memakai selimut itu sebagai sarung. Tiba-tiba Fulan berkata: ‘Alangkah bagusnya selimut ini, Saya ingin memakainya.’ Beliau bersabda: ‘Baiklah.’ Setelah Nabi SAW duduk di tempatnya, beliau pulang dan melipatnya, kemudian dikirimkan kepada orang yang menginginkannya. Orang-orang berkata kepada orang itu: ‘Tidak baik bagimu, sebab kain itu sangat dibutuhkan Nabi SAW, kemudian Kamu minta. Sebenarnya Kamu juga tahu, beliau tidak perbah menolak orang yang meminta.’ Orang itu menjawab: ‘Demi Allah, Saya memintanya bukan untuk saya pakai, tetapi untuk Saya jadikan sebagai kain kafan.’ Sahl berkata: ‘Selimut itu memang benar menjadi kain kafannya.’” (HR. Bukhari)

Maka bersedekahlah melalui gerakan jari di saat pulsa masih ada.

Makassar, 20 Januari 2012

Dibaca juga yang berikut yah:


No comments:

Post a Comment