Monday, March 19, 2012

Sejarah – Fakta yang Berbeda dan Pelajaran Sekolah

Sejarah – seringkali dipatrikan secara tidak jujur, hanya untuk kepentingan pihak-pihak tertentu. Saya masih ingat dulu pernah menangis tergugu saat nonton film Pengkhianatan G-30S/PKI yang diputar tiap tahun. Belakangan baru terungkap bahwa itu bukan sejarah melainkan pembelokan fakta oleh penguasa yang berkepentingan. Bagi yang belum tahu tentang film ini atau yang mau bernostalgia :), bisa dibaca di sini.


Sumber gambar:

Atau sudah terbantahkan berdasarkan penelitian terbaru tetapi apakah buku-buku sekolah sudah mengoreksinya? Misalnya saja teori Darwin yang sudah dibantah di mana-mana. Salah satunya bisa dibaca di buku karya Harun Yahya di sini.

Tahun 2010 ada pengungkapan temuan sejarah bahwa ternyata Majapahit yang selama ini di dalam pelajaran Sejarah disebutkan merupakan kerajaan Hindu, ternyata merupakan kerajaan Islam.

Bukti-bukti sejarahnya adalah[i]:
  • Penemuan koin-koin emas Majapahit yang bertuliskan kata-kata ‘La Ilaha Illallah  Muhammad Rasulullah’. Bisa dilihat di Museum Majapahit di kawasan Trowulan Mojokerto Jawa Timur. Koin adalah alat pembayaran resmi kerajaan. Sangat tak mungkin kerajaan Hindu memiliki alat pembayaran resmi berupa koin itu. 
  • Di Syeikh Maulana Malik Ibrahim (Wali pertama dalam sistem Wali Songo, penyebar Islam di Jawa) terdapat tulisan yang menyatakan bahwa beliau adalah Qadhi atau hakim agama Islam kerajaan Majapahit. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Agama Islam adalah agama resmi yang dianut oleh Majapahit karena memiliki Qadhi yang dalam sebuah kerajaan berperan sebagai hakim agama dan penasehat bidang agama bagi sebuah kesultanan atau kerajaan Islam. 
  • Pada lambang Majapahit yang berupa delapan sinar matahari terdapat beberapa tulisan Arab, yaitu shifat, asma, ma’rifat, Adam, Muhammad, Allah, tauhid dan dzat. Kata-kata yang beraksara Arab ini terdapat di antara sinar-sinar matahari yang ada pada lambang Majapahit ini. Untuk lebih mendekatkan pemahaman mengenai lambang Majapahit ini, maka dapat dilihat pada logo Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, atau dapat pula dilihat pada logo yang digunakan Muhammadiyah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Majapahit sesungguhnya adalah Kerajaan Islam atau Kesultanan Islam karena menggunakan logo resmi yang memakai simbol-simbol Islam.
  • Pendiri Majapahit, Raden Wijaya, adalah seorang muslim (ia cucu dari Raja Sunda, Prabu Guru Dharmasiksa yang sekaligus juga ulama Islam Pasundan yang mengajarkan hidup prihatin layaknya ajaran-ajaran sufi dan neneknya seorang muslimah, keturunan penguasa Sriwijaya). Meskipun bergelar Kertarajasa Jayawardhana yang bernuasa Hindu karena menggunakan bahasa Sanskerta, tetapi itu bukan justifikasi bahwa ia seorang penganut Hindu. Bahasa itu lazim digunakan sebagai penghormatan kepada seseorang. Gelar seperti inipun hingga saat ini masih digunakan oleh para raja muslim Jawa, seperti Hamengku Buwono dan Paku Alam Yogyakarta serta Paku Buwono di Solo. Gajah Mada  pun ternyata seorang muslim. Nama aslinya adalah Gaj Ahmada, seorang ulama Islam yang mengabdikan kemampuannya dengan menjadi Patih. Pada nisan makam Gajahmada yang di Mojokerto yang dikenal masyarakat sebagai Syeikh Mada setelah pengunduran dirinya sebagai patih pun terdapat tulisan ‘La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah’.
Buku yang mengungkapnya
Fakta sejarah berupa koin
Lambang kerajaan Majapahit
Ketiga gambar di atas bersumber dari:

***

Saya menyayangkan, pelajaran Sejarah yang dimaktub dalam buku IPS untuk kelas 5 SD, tak disajikan dengan menarik. Runtutan tanggal, nama orang, dan peristiwa dijejalkan berupa teori yang teramat banyak dalam buku yang harus dihafal anak-anak. Seingat saya, pertama kali belajar Sejarah dulu SMP dilanjutkan ke jenjang SMA dan penyajiannya seperti bercerita, cukup memudahkan dalam mengingatnya.

Sejarah penjajahan Belanda, tokoh-tokoh yang melawannya beserta kisah heroiknya (Sultan Agung, Aultan Ageng Tirtayasa, Sultan Hasanuddin, Pattimura, Imam Bonjol, Diponegoro, Pangeran Antasari, Sisingamangaraja XII, Teuku Umar dan Cut Nyak Dien), pergerakan nasional di Indonesia beserta tokoh-tokoh dan kisah heroiknya, sumpah pemuda, dan penjajahan Jepang disajikan hanya dalam 11 halaman.

Pertanyaannya, seperti juga dalam mata pelajaran lain – bisa apa saja. Bahkan yang tak tercantum dalam deretan teori itu. Untung saja suami saya masih mengingat banyak pelajaran sejarah sehingga bisa membantu Affiq dalam belajar Sejarah. Kalau saya ... waduh ... sama pusingnya dengan Affiq.

Tiga halaman pelajaran 'Sejarah' di mata pelajaran IPS kelas 5 SD

Semoga ke depannya ada perbaikan dalam penyajian pelajaran Sejarah di sekolah-sekolah. Tapi, apa mungkin ya? Kira-kira ada usaha serius dari penentu kebijakan sistem pendidikan di negara ini?

Makassar, 20 Mret 2012

Special thanks to Sari Wulandari - seorang wanita cantik berdarah Indonesia, warga Capetown - Afrika Selatan yang masih senang mempelajari tentang Indonesia. Ia membuat saya mengetahui tentang web yang memuat mengenai kerajaan Majapahit ini.

Dibaca juga ya:




No comments:

Post a Comment