Sunday, February 26, 2012

Bissu pun Berkarnaval - Kemeriahan Cap Go Meh (4)

Bissu  dari Bone
Bissu pun memeriahkan karnaval Cap Go Meh tahun ini. Dengan dandanan apik, mereka ikut berjalan kaki seperti peserta karnaval yang lain.

Saya mendapatkan sedikit penjelasan tentang bissu di buku Manusia Bugis[i] sebagai berikut:

Berdasarkan sumber-sumber Portugis yang ditulis pada abad ke-16 dapat diketahui bahwa paling tidak, sejak abad itu, bissu adalah wadam yang biasanya berperilaku homoseksual. Bissu menempati posisi tersendiri di luar sistem kemasyarakatan dengan berperan sebagai pendeta, dukun, serta ahli ‘ritual trance’ (kerasukan olehmakhluk halus) yang dalam bahasa Bugis disebut a’soloreng. 
Menjadi bissu seringkali bukan sebuah pilihan, tetapi  merupakan panggilan makhluk ghaib yang kelak akan menjadi ‘mempelai ghaib’ sang bissu. Bahkan para bissu, meski dalam kehidupan sehari-hari mempunyai pasangan, kelak tetap saja akan memiliki pasangan ghaib. “Panggilan ghaib” untuk menjadi bissu ditandai dengan sebuah gejala psikosomatis seperti tiba-tiba menjadi bisu atau tiba-tiba tak sadarkan diri sehingga memerlukan penyembuhan ritual. Setelah itu diikuti dengan tahap berikutnya, yakni masa pembimbingan oleh seorang bissu pembimbing, dan diakhiri dengan upacara pelantikan. Hingga kini, sebagian besar ritual tersebut masih dijalankan oleh kaum bissu. Upacara adat yang dipimpin bissu antara lain upacara perkawinan dan kelahiran.
Bissu dari Bone
Bissu dari Pangkep
Bissu dari Pangkep
Bissu dari Pangkep


Dalam karnaval kali ini, bissu yang turut dalam karnaval adalah yang berasal dari Pangkep dan Bone. Oya, ada yang unik dalam hal ini, ada atraksi kuda hitam yang ‘menari’ sesuai irigan musik. Kuda hitam ini merupakan bagian dari rombongan bissu.
Atraksi kuda menari
Pawai becak
Barongsai bermobil ... kecapaian :D
Wow Garuda Pancasila dan ABRI ikut karnaval ...
Peserta karnaval yang berasal dari sebuah bank swasta
Tukang kripik ubi (sedang 'halo-halo') yang didanai sebuah bank
berkarnaval  beserta pegawai banknya.

Makassar, 26 Februari 2012

Silakan dibaca juga:







[i] Christian Pelras, “Manusia Bugis”, Nalar – Forum Jakarta – Paris, Jakarta, 2006 

No comments:

Post a Comment