Tuesday, February 21, 2012

Takdir Cinta dan Kehendak Bebas

Sumber:
http://dailyclipart.net
Bagi saya, cinta adalah takdir. Namun menuju takdir, sang pencari cintalah yang memilih jalannya. Kira-kira sama dengan rezeki. Rezeki adalah takdir, tetapi jalan menuju takdir dipilih oleh sang pencari rezeki.

Dalam perjalanan ABG saya, saya bukan tipe orang yang ingin mencoba-coba pacaran. Sejak SMP sudah saya tanamkan dalam benak saya, jika tiba waktunya, saya menginginkan mendapatkan seseorang yang baik yang bisa mendampingi saya hingga ke jenjang pernikahan. Mungkin pilihan ini pula yang membawa saya kepada takdir cinta saya.

Jauh sebelum kami menikah, saya dan suami tercatat sebagai mahasiswa pada jurusan yang sama di kampus kami. Ia lebih senior empat tahun dari saya. Sosok senior yang cerdas, baik, peduli walau tanpa motif, dan tidak pecicilan adalah karakter yang bisa saya tangkap darinya setelah berbagai interaksi di kampus.


Ada hal yang aneh ketika itu. Entah kenapa saya suka sekali bila melihat tiga hal ini ada pada diri seorang lelaki: rajin shalat, memakai sarung, dan menggendong anak kecil. Ketiga hal itu saya lihat pada diri teman-teman secara terpisah. Namun hanya ia yang saya lihat melakukan ketiga-tiganya sekaligus. Sampai sekarang saya tak habis pikir akan ketiga hal aneh itu. Yang jelas itu membuat saya bertambah terpesona padanya ketika itu.

Takdir membawa kami ke pelaminan pada tahun 1999 lalu. Membawa kami mengarungi bahtera kami. Melalui angin sepoi-sepoi, hujan, bahkan badai yang siap menghempas. Siapapun akan mengira semuanya mulus-mulus saja. Padahal yang kami alami tidak seperti kelihatannya.

Secara perlahan takdir itu membawa saya kepada pengertian filosofis tentang sebuah hubungan yang didasari niat untuk ibadah. Bahwa satu sama lain dari kami sejatinya saling melengkapi, saling menguatkan. Bahwa kelebihan  masing-masing kami sejatinya menutupi kekurangan yang lain. Dengan demikian bahtera kami akan tetap berlayar mantap sebengis apapun alam yang dilaluinya. Insya Allah menuju tempat indah di mana semua kebahagiaan bermuara: surga.

Kawan, manusia adalah makhluk yang diistimewakan Sang Mahapencipta dengan satu hal: ‘kehendak bebas’. Pilihlah jalanmu dengan baik, maka engkau akan menemukan takdir cintamu.

Makassar, 21 Februari 2012

Silakan dibaca juga:

No comments:

Post a Comment